(Pemimpin yang jujur, adil, bijaksana dan bertanggung jawab, selalu menjadi dambaan rakyat)
Politik
bagi sebagian orang terkadang berkonotasi tak selalu baik, itulah yang melekat
setidakanya pada benak tak sedikit orang, pun demikian dengan masyarakat
Bulungan, Politik terkadang menjadi satu hal yang hanya dianggap membuang waktu
dan tabu.
Memang
aggapan itu tak selalu salah, apalagi jika melihat kondisi dilapangan banyak
sekali kejadian-kejadian yang tampak didepan mata, mulai dari korupsi
berjamaah, nepotisme, premanisme, narkotika dan tindakan kriminal yang
dilakukan oleh anggota dewan terhormat serta pejabat pemerintah mempertegas
lagi ketidak sukaan masyarakat pada yang
namanya politik. Tentu memang tak semua orang melakukan itu, ada juga yang
jujur, bersih hatinya, berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap tugas yang
diembannya.
Memahami politik itu penting.
Saya
ingat sewaktu menempuh pendidikan baik di Balikpapan maupun di Banjarmasin,
hiruk pikuk politik menjelang pemilihan umum begitu kental terasa dan kami yang
muda-muda mencoba memahami peran kami dalam dalam arus pesta demokrasi yang
semarak itu.
Adalah
fakta bahwa banyak generasi muda adalah golongan yang justru tak terlalu
tertarik dengan politik, mereka memiliki dunianya sendiri, kadang ada beberapa
dari mereka yang lebih paham persoalan internal sebuah club sepak bola dari
pada mengamati kehidupan politik di daerah mereka, bahkan tak sedikit yang tak
mau tahu sama sekali perkembangan politik di daerahnya, kondisi ini sudah kerap
terjadi, sebab pendidikan poltik oleh sebagian orang bukanlah pilihan.
Maka
ketika pesta pemilihan umum berlangsung ada sebagian yang justru menilai bahwa
musim pemilu sama seperti musim pesta “musim buah” saja, jika ada uang mereka
mau mencoblos salah satu kadindat tanpa melihat dan mentelaah apakah orang
tersebut pantas menjadi wakilnya di parlemen, atau tak peduli apakah orang itu
pantas menjadi pemimpin pemerintahan didaerahnya. Karena itu saya memahami
suara anak muda sejujurnya rentan di politisir oleh golongan dan kelompok
tertentu.
Lalu
bagaimana dengan anak-anak muda, khususnya generasi mudanya di Bulungan?
Kondisi ini sejujurnya memang tak jauh beda, walaupun ada sebagaian dari mereka
yang memang punya kepekaan terhadap konstelasi perkembangan politik di bulungan
dan teroganisir dalam sebuah organisasi, namun juga tak bisa ditampik jumlah
generasi muda yang melek politik ini tak sebanyak diluar lingkungan tersebut.
Islam
pada dasarnya sudah memiliki rambu-rambu dan pedoman dalam pemilihan seorang
pemimpin, ia harus seagama (Islam) -bukan hanya sekedar pemeluk agama saja-,
jujur, adil, bijaksana, cerdas, bertanggung jawab dan tak berat sebelah. Hal
inilah yang harus dipahami oleh generasi muda muslim Bulungan dimanapun mereka berada.
Kepemimpinan adalah hal yang penting didalam Islam dan tiap muslim wajib
memilih pemimpin berasal dari mereka. Tentu saja kita tak berbicara tentang wakil, kita bicara tentang pemimpin, kawan.
Kembali
kepada generasi muda muslim Bulungan, memahami politik bukanlah hal yang tabu,
bahkan akan menjadi penting artinya saat itu akan menentukan masa depan muslim
di Bulungan, bangun dari keterpurukan dan tidur panjang yang membuat kita
terlalu pulas, gunakan tenaga dan pikiran untuk membangun bangsa dan negara
dengan suri tauladan dan menjadi berkah untuk banyak orang. (zee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar