(Temuan 500 buah pucuk peluru yang digagalkan masuk Ke Bulungan, Publik perlu kejelasan)
Walaupun suasana Tanjung Selor adem anyem, jelas saja saya dibuat tergelak dengan
kabar berita yang tak sedap sedang senter dibicarakan oleh sebagian orang saat
ini, apa lagi jika bukan mengenai “ditemukannya” paket berisi tak kurang dari
500 buah butir peluru tajam ilegal yang rencananya diselundupkan dari Jakarta
ke Tanjung Selor dalam beberapa buah paket yang disamarkan sebagai spare part
melalui sebuah perusaahaan kargo.
Saya
salut dengan kepolisian yang bergerak cepat mengamankan barang bukti, pun
demikian juga dengan media massa yang berperan dalam memberitakan temuan
penting ini, tentu saja bagi sebagian orang berita kriminal seperti ini biasa
saja, toh sudah ada yang menanganinya, namun sesederhana itu kah? …
Terorisme atau Politik?
Tentu
saja banyak hal yang begitu menggelitik saya ketika membaca berita tersebut
melalui situs-situs online yang terpercaya tersebut, yang paling utama dipertanyakan adalah apa motif si pengirim menyelundupkan barang
berbahaya itu ke Tanjung Selor?
Jika
kepolisian begitu khawatir peluru-peluru itu jatuh ke tangan teroris, saya pun
khawatir, namun jangan lupa pula tak lama lagi beberapa tahun kedepan Bulungan
akan menjadi Ibu kota Kaltara, otomatis akan ada pemilihan Gubernur dan Bupati
baru di daerah itu, apakah pandangan saya cukup jauh?, saya bukan orang yang suka
dengan “Teori Konspirasi” namun kekhawatiran saya cukup beralasan.
Jelas
sekali pengirim misterius itu tak begitu punya itikad baik, jika ia memiliki
izin tentunya tak repot-repot memalsukan identitas barang, apalagi sipengirim
tak dapat dihubungi lagi ponselnya, wajar saja timbul pertanyaan dikemudian
hari, jika yang dikirim adalah 500 buah peluru laras panjang, maka berapa
banyak jumlah pucuk Senjata Api yang disiapkan oleh orang atau kelompok
tertentu yang menunggu kedatangan barang tersebut, mudah-mudahan saja
kekhawatiran saya tak terjadi.
Namun
seandainya boleh menghitung, jika satu “kamar peluru” mampu menampung
setidaknya 20 butir, dan per orang memegang “kamar peluru” sebanyak dua buah,
artinya tak kurang 20 hingga 25 senapan semi otomatis yang akan menjajal peluru
kaliber 5,3 mm tersebut. Jumlah tersebut jelas cukup membuat “kegaduhan
politik” yang tak diinginkan.
Berkacalah
kejadian di Filipina beberapa tahun yang lalu dimana salah satu kadindat melalui
kaki tangannya “memberondong” rombongan calon lawan politik dipemilihan
tersebut. Ini adalah sebuah pelajaran berharga yang tak bisa dianggap remeh.
Satu
butir peluru yang diletupkan oleh penembak misterius bisa menimbulkan
“keriuhan” sesama masyarakat sipil, menimbulkan fitnah diantara penegak hukum
dan angkatan bersenjata kita yang bertugas dikota kecil yang cinta damai ini.
Masyarakat
Bulungan cinta damai, kami tak memerlukan para “Warlord-warlord” yang akan
menganggu sendi kehidupan dan kedamaian tanah bertuah ini, jika benar itu
berhubungan dengan politik, alangkah tak senonohnya mereka yang menggunakan
“peluru tajam” itu guna memuluskan jalan ditampuk kekuasaan. Naudzubillahimindzalik ….
Lain
dari itu, pun jika dikatakan peluru tersebut digunakan untuk berburu, menjaga
tambak dan sarang burung, bisakah para pemilik memberikan jaminan bahwa tiap
butir peluru berburu itu tak disalahgunakan untuk memburu manusia? Sejauh mana
legalitas perizinan yang dimilikinya? dan Sejauh mana sipemilik lulus tes fisik
dan kejiwaan? Itu juga menjadi pekerjaan rumah yang tak mudah bagi para penegak
hukum kita.
Polisi saja sebagai pihak berwenang, menggunakan peluru tumpul
untuk menjaga instalasi vital, dan TNI ditegaskan untuk disiplin untuk
mempertanggung jawabkan tiap peluru yang digunakan baik dalam latihan dan
bertugas, dihitung dan didata dengan cermat agar tak disalah gunakan.
Jangankan
memiliki peluru tajam 5,3 mm -berserta senjata entah itu semi atomatis berasal
dari rakitan atau tidak-, memiliki senapan angin dengan kaliber 5,56 mm saja
sudah “diharamkan” oleh penegak hukum, apalagi peluru tajam untuk senapan laras
panjang itu.
Saya
berharap Kepolisian Republik Indonesia, baik di Jakarta maupun di Tanjung Selor
bergerak cepat meminimalisir kekhawatiran yang berkembang, harus ada keberanian
mengungkap modus operandi dan motif si pelaku, jika ia kurir siapa dalangnya,
itu harus dikejar hingga tuntas walaupun seandainya mungkin akan menyentuh
orang-orang tertentu dalam lingkaran kekuasaan di Kabupaten Bulungan. Kinerja
Polisi kami tunggu. (Zee)
Sumber
acuan:
http://www.merdeka.com/jakarta/pemilik-gerai-tiki-kaget-ada-paket-berisi-500-peluru.html
http://www.gatra.com/hukum/25151-polisi-buru-pemilik-paket-500-butir-peluru.html
http://www.beritasatu.com/megapolitan/99341-masih-misterius-pengirim-500-peluru-lewat-tiki.html
http://www.suarapembaruan.com/metropolitan/polisi-gagalkan-pengiriman-paket-500-butir-peluru/31444
http://www.beritasatu.com/hukum-kriminalitas/99046-polisi-temukan-paket-tiki-berisi-ratusan-peluru-tajam.html
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/02/26/mity24-500-butir-peluru-berkaliber-53-mm-ditemukan-dalam-paket-tiki
http://www.merdeka.com/jakarta/500-peluru-di-pulogadung-untuk-senpi-laras-panjang.html