Minggu, 03 Maret 2013

Opini : Politik dan Generasi Muda Islam di Bulungan


(Pemimpin yang jujur, adil, bijaksana dan bertanggung jawab, selalu menjadi dambaan rakyat)

Politik bagi sebagian orang terkadang berkonotasi tak selalu baik, itulah yang melekat setidakanya pada benak tak sedikit orang, pun demikian dengan masyarakat Bulungan, Politik terkadang menjadi satu hal yang hanya dianggap membuang waktu dan tabu. 

Memang aggapan itu tak selalu salah, apalagi jika melihat kondisi dilapangan banyak sekali kejadian-kejadian yang tampak didepan mata, mulai dari korupsi berjamaah, nepotisme, premanisme, narkotika dan tindakan kriminal yang dilakukan oleh anggota dewan terhormat serta pejabat pemerintah mempertegas lagi ketidak sukaan masyarakat pada yang namanya politik. Tentu memang tak semua orang melakukan itu, ada juga yang jujur, bersih hatinya, berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.

Memahami politik itu penting.

Saya ingat sewaktu menempuh pendidikan baik di Balikpapan maupun di Banjarmasin, hiruk pikuk politik menjelang pemilihan umum begitu kental terasa dan kami yang muda-muda mencoba memahami peran kami dalam dalam arus pesta demokrasi yang semarak itu. 

Adalah fakta bahwa banyak generasi muda adalah golongan yang justru tak terlalu tertarik dengan politik, mereka memiliki dunianya sendiri, kadang ada beberapa dari mereka yang lebih paham persoalan internal sebuah club sepak bola dari pada mengamati kehidupan politik di daerah mereka, bahkan tak sedikit yang tak mau tahu sama sekali perkembangan politik di daerahnya, kondisi ini sudah kerap terjadi, sebab pendidikan poltik oleh sebagian orang bukanlah pilihan. 

Maka ketika pesta pemilihan umum berlangsung ada sebagian yang justru menilai bahwa musim pemilu sama seperti musim pesta “musim buah” saja, jika ada uang mereka mau mencoblos salah satu kadindat tanpa melihat dan mentelaah apakah orang tersebut pantas menjadi wakilnya di parlemen, atau tak peduli apakah orang itu pantas menjadi pemimpin pemerintahan didaerahnya. Karena itu saya memahami suara anak muda sejujurnya rentan di politisir oleh golongan dan kelompok tertentu.

Lalu bagaimana dengan anak-anak muda, khususnya generasi mudanya di Bulungan? Kondisi ini sejujurnya memang tak jauh beda, walaupun ada sebagaian dari mereka yang memang punya kepekaan terhadap konstelasi perkembangan politik di bulungan dan teroganisir dalam sebuah organisasi, namun juga tak bisa ditampik jumlah generasi muda yang melek politik ini tak sebanyak diluar lingkungan tersebut.

Islam pada dasarnya sudah memiliki rambu-rambu dan pedoman dalam pemilihan seorang pemimpin, ia harus seagama (Islam) -bukan hanya sekedar pemeluk agama saja-, jujur, adil, bijaksana, cerdas, bertanggung jawab dan tak berat sebelah. Hal inilah yang harus dipahami oleh generasi muda muslim Bulungan dimanapun mereka berada. Kepemimpinan adalah hal yang penting didalam Islam dan tiap muslim wajib memilih pemimpin berasal dari mereka. Tentu saja kita tak berbicara tentang wakil, kita bicara tentang pemimpin, kawan.

Kembali kepada generasi muda muslim Bulungan, memahami politik bukanlah hal yang tabu, bahkan akan menjadi penting artinya saat itu akan menentukan masa depan muslim di Bulungan, bangun dari keterpurukan dan tidur panjang yang membuat kita terlalu pulas, gunakan tenaga dan pikiran untuk membangun bangsa dan negara dengan suri tauladan dan menjadi berkah untuk banyak orang. (zee)          

Tidak ada komentar: